Bagian kedua dari 2 bagian
Wahai saudaraku di Indonesia, negeri kalian subur dan makmur. Tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar? Apa karena kalian sulit mencari rezki disana? Apa negeri kalian sedang diblokade juga?
Perlu kalian ketahui, saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade.
Kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai Tata Usaha di kantor pemerintahan Hamas sudah 7 bulan ini. Gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah yang akan mencukupkan rezki untuk kami.
Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Yah, mereka menikah di sela-sela serangan Israel. Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku!
Dan Perdana Menteri kami, yaitu Ust Isma'il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.
Wahai saudaraku di Indonesia, terkadang sayapun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan di negeri antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut. Program pengajian kalian pasti bagus, bukan. Bayak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan buku-buku pasti telah kalian lahap. Kalian pun pasti sangat bersemangat bukan? Itu karena kalian punya waktu.
Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku. Satu jam, yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh. Setelah itu kami harus terjun langsung ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada kami.
Kami disini sangat menanti-nantikan halaqoh tersebut walau cuma satu jam, saudaraku. Tentu kalian lebih bersukur, kalian punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, seperti ta'aruf, tafahum dan tafakul disana.
Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami. Semua pegawai dan pejuang Hamas disini wajib menghafal surat Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami. Saya menghafal disela-sela waktu istirahat perang,bagaimana dengan kalian?
Akhir Desember kemarin, saya menghadiri wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 100 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur'an, umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghafal Al-Qur'an ketimbang anak-anak kami disini. Di Gaza tidak ada SDIT seperti tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.
Mereka belajar diantara puing puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma. Yah ditempat itulah mereka belajar, saudaraku. Bunyi setoran hafalan Al-Qur'an mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya, langsung mereka rasakan.
Wahai saudaraku di Indonesia, Oh iya, kami harus berterimakasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kedapa masyarakat dunia. Kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.
Memang banyak masyarakat dunia yang menagisi kami disini, termasuk kalian di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan,saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalha catatan bukti nanti di akhirat yang dicatal Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Do'a-do'a kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.
Oh,iya hari semakin larut, sebentar lagi giliran saya untuk menjaga kantor. Tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi. Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam di Indonesia.
Akhuka….Abdullah (Gaza City…1430 H)
Untuk lebih jelasnya, silakan download file pdf-nya (termasuk bagian 1).
download disini
Untuk lebih jelasnya, silakan download file pdf-nya (termasuk bagian 1).
download disini
0 komentar :
Posting Komentar